Seorang pastor paroki. Di akhir tahun ia merasa capai setelah melewati setahun yang keras dan sulit dengan sejuta problema. Hari ini adalah hari Natal. Walau kepalanya agak pening ia memaksa diri bangun dari tidur. Kepalanya hampa... Ketika membaca bacaan Injil di pagi Natal ini, segalanya tak membantu. Tak ada inspirasi yang meneguhkan hidup. Kisah tentang tiga raja dari Timur, tentang Maria, tentang Betlehem, tentang bayi Yesus dalam palungan, tentang para gembala dan malaekat...??? ?Huh...sudah bertahun-tahun saya mendengar semuanya ini. Tak ada yang baru. Setiap tahun saya telah banyak berkotbah tentang ini. Sekarang lagi-lagi harus berbicara tentang kisah yang sama.? Dengan tenaga lesu si pastor paroki bangun dan dengan sedikit malas menyiapkan diri untuk perayaan misa Natal. Natal...???? Huh... Si pastor paroki sekali lagi menghembuskan napas keluhannya. Apa arti sebuah Natal yang sudah diwarnai bisnis duniawi??? Di mana-mana lagu natal diputar, di jalan raya penuh terpasang ...
Di sebuah desa kecil di suatu kerajaan, tinggallah empat bersaudara yang hidup tanpa orangtua. Dani adalah anak sulung yang paling bijaksana dan menjadi pemimpin bagi adik-adiknya, Samsul adalah anak kedua yang paling pandai dan berotak cerdas, kemudian Rudi, anak ketiga yang serakah, namun ambisius dan memiliki kemauan kuat, dan terakhir, anak bungsu dari empat bersaudara tersebut adalah Joni. Ia dilahirkan dalam keadaan cacat dimana matanya mengalami kebutaan. Ia hanya dikandung selama tujuh bulan oleh ibunya yang meninggal dalam sebuah kecelakaan saat mengandung Joni. Beruntung, Joni selamat meski lahir dengan ketidaksempurnaan itu. Untuk hidup, keempat kakak beradik itu bekerja di perkebunan buah milik kerajaan. Mereka selalu rajin dan kompak dalam bekerja. Namun upah kerja mereka sangatlah minim dan hanya cukup untuk makan. Oleh karena itu, mereka hidup dalam kondisi miskin di sebuah rumah sederhana. Suatu hari, mereka sedang bekerja di kebun. Sekarang adalah musim mangga. Merek...
Tahun pertama masa Zhenguan, Kaisar Tang Taizong memberitahu kepala personil kerajaan, ?Kehidupan perempuan di lingkungan istana sangat memprihatinkan. Pada akhir Dinasti Sui, istana kerajaan terlalu banyak merekrut tenaga kerja perempuan. Banyak dari mereka tinggal di kota lingkar luar istana, dimana kaisar jarang berkunjung; hal mana hanya menghamburkan uang dan tenaga. Saya tidak menyukai situasi ini. Yang mereka lakukan hanya membersihkan rumah. Apa lagi yang dapat mereka lakukan? Biarkan mereka pulang ke rumah dan menikah. Kita dapat menghemat uang dan orang-orang akan lebih bahagia serta memiliki kehidupan pribadinya.? Setelah itu, istana kerajaan mengirim pulang lebih dari 3.000 perempuan. Tahun kedua masa Zhenguan, Tiongkok Tengah mengalami masa kekeringan diikuti dengan kelaparan yang parah. Kaisar Tang Taizong mengatakan kepada menteri-menterinya, ?Cuaca yang ekstrim adalah akibat dari kekurangan De (kebajikan, budi pekerti) pada diri saya, saya memerintah tidak berdasa...
Komentar
Posting Komentar